me and Jesus

Foto saya
-, surabaya, Indonesia
kasih-Nya yang selalu menyertai hidupku, smua yang kualami adalah anugerah dari Allah melalui Yesus Kristus, dan setiap orang yang terpanggil untuk melayani DIa tetap dalam naungan kasih-Nya yang besar, sebagai hamba dan sahabat Yesus saya harus bisa menjadi serupa dengan Yesus

Selasa, 05 April 2011

MEMPERTAHANKAN KEILAHIAN YESUS KRISTUS




BAB I
PENDAHULUAN

Dalam ilmu kristologi yaitu suatu pembelajaran yang mempelajari tentang keilahian Kristus, kemanusiaan dan pekerjaanNya, ini yang akan dibahas di dalam pembahasan paper kali ini, kemudian untuk hal-hal yang akan dibahas kali ini adalah bagaimana sifat ilahi dari Yesus sendiri, kemudian bagaimana menurut pandangan Alkitab mengenai Yesus dan apa saja tanggapan Yesus tentang diri-Nya sendiri, dan penyataan-penyataan Yesus tentang diriNya. Karena pada dasarnya jika Kristus bukan Allah, maka ia pasti mempunyai dosa, kalau ia berdosa mustahillah dapat menggenapi pekerjaan penebusan. Jika Kristus bukan Allah, maka ia hanya seorang yang Kudus dan nilai penyembahan kita padaNya pun amat rendah. Jika hal itu terjadi bagaimana iman kepercayaan kita pada Yesus yang sebagai Allah dan sebagai manusia, Dia memiliki dua nature yang berbeda di dalam diriNya.
Maka perlu diperhatikan di dalam pembahasan paper ini akan dibahas bagaimana penyataan-penyataan Yesus sendiri tentang ke ilahianya kemudian bagaimana pembahasan dalam Injil Yohanes 10:30 dan Yohanes 8:58 tentang keilahian Yesus sendiri, di dalam diri Yesus, Yesus sendiri adalah Allah yang kekal, “Yesus adalah Allah! Dia dan Bapa kekal adanya! Dia menjadi seorang manusia sehingga Dia dapat mati untuk dosa-dosa kita, tetapi Dia tetap adalah Allah!” , ini mendukung suatu pengakuan bahwa Yesus memiliki natur ilahi. Ini akan dibahas dalam bab selanjutnya bagaimana Yesus memberikan penjelasan tentang dirinya.
Demikianlah akan dibahas hal-hal tersebut sehingga dapat dipahami bahwa sebagai orang-orang Kristen dapat mempertahankan keilahian Yesus sendiri dengan memperlihatkan ucapan-ucapan Yesus sendiri, kemudian apa yang dimaksud dengan keilahian Yesus itu sendiri? menurut Paul Enns dalam bukunya The Moody Handbook of Theology “Kristus secara mutlak setara dengan Bapa dalam pribadi dan karya-Nya, Kristus adalah Ilahi yang tidak dapat dikurangi. ” oleh sebab itu dalam berbagai serangan yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak percaya bahwa Yesus adalah benar-benar Allah yang bersifat Ilahi, dapat diberikan suatu pertahanan ketika ada suatu serangan yang dilakukan orang-orang yang tidak percaya tersebut.
Karena pada dasarnya ketika ada sebuah serangan yang dilakukan oleh orang lain terhadap keilahian Yesus, hal tersebut merupakan serangan yang dilakukan untuk menyerang dasar kekristenan. Akan tetapi dalam pembahasan pada paper ini akan dijelaskan bagaimana mempertahankan keilahian Yesus, walaupun itu tidak perlu karena Yesus merupakan Allah yang tak perlu dipertahankan, karena Allah adalah yang memiliki segala sesuatu di dalam dunia ini, tetapi yang perlu diperhatikan adalah bagaimana mempertanggung jawabkan iman percaya yang telah ada ini.

BAB II
PERNYATAAN YESUS MENGENAI SIFAT KEILAHIANNYA

Sebelum jauh dari hal ini dapat dilihat terlebih dahulu apa yang dinamakan keilahian tersebut, dimana dalam pengertian keilahian sendiri adalah bagaimana sebuah keilahian identik dengan ketuhanan, dan Yesus adalah Tuhan itu sendiri, dan jika diperhatikan di dalam Alkitab bagaimana banyak sekali yang membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan yang berinkarnasi menjadi manusia, dan ada beberapa rasul dan nabi yang memberitakan hal ini, dan hal ini terlihat sangat jelas di dalam pemberitaan Yohanes dan Paulus, tentang ini Prof. L. Berkhof berkata:
Berdasarkan hasil penelitian sangatlah mustahil menyangkal bahwa Yohanes dan Paulus mengajar tentang ke-Tuhanan Kristus. Di dalam Injil Yohanes pandangan tentang kemuliaan Kristus terlihat di dalam nats-nats berikut: Yohanes 1:1-3,14,18; 2:24,25; 3:16-18,35,36; 4:14-15; 5:18,20-22,25-27; 11:41-44; 20:28; 1 Yohanes 1:3; 2:23; 4:14-15; 5:5,10-13,20. Pikiran-pikiran yang sama terdapat dalam surat-surat Paulus dan surat Ibrani, yaitu Roma 1:7; 9:5; I Korintus 1:1-3; II Korintus 5:10; Galatia 2:20; 4:4; Filipi 2:6; Kolose 2:9; I Timotius 3:16; Ibrani 1:1-3,5,8; dan sebagainya.
Itulah mengapa dikatakan mengapa banyak orang yang memiliki suatu pandangan bahwa Yesus itu hanyalah seorang nabi biasa, itu semua salah, Yesus memang benar-benar Allah, dan bukan hanya bukti yang ada di atas tetapi banyak sekali penyataan Yesus yang menyatakan bahwa Dia adalah Allah yang benar-benar Ilahi.
Masalah pada saat ini adalah, orang-orang banyak yang mempertanyakan bagaimana dengan keilahian Yesus sendiri, di dalam kenyataannya bahwa Yesus memang benar-benar Allah yang berdaulat dengan melihat berbagai bukti yang dapat diberikan, antara lain dengan melihat bahwa Yesus memberikan pengakuan bahwa diri-Nya adalah benar-benar Allah, yaitu:
- Ia memiliki sifat-sifat ilahi
Yaitu suatu sifat yang ada sejak semula di dalam diri-Nya, dan Yesus memiliki sifat-sifat yang hanya dimiliki oleh Allah sendiri, ini merupakan suatu pernyataan yang benar-benar dilakukan oleh Yesus dengan membuktikan keilahian-Nya, dalam sifat-sifat itu antara lain adalah sifat Pra-Eksistensi yaitu sifat dimana sebelum segala sesuatu ada, ia sudah ada, seperti yang dijelaskan di dalam buku Dr. Peter Wongso yaitu “Pra-Eksistensi menunjukan sebelum alam semesta dan manusia ada, Ia sudah ada.” Ayat-ayat pendukungnya adalah Yoh 1:1, Ams 8:22-31; Yoh 8:58; Ef 3:11; Ibr 1:10; Yoh 17:5, dan ia adalah yang awal dan akhir: Alfa dan Omega.
- Ketidak berubahan
Hal ini merupakan penjelasan tentang bagaimana Yesus di dalam diri-Nya tidak mengalami perubahan dalam hal apapun, sedangkan manusia dijelaskan bahwa setiap manusia mengalami apa yang dinamakan peruabahan, manusia mengalami hal tersebut, “baik perubahan pikiran, kesehatan, kegemaran, tutur kata, bahkan hidupnya pun senantiasa berubah.” Inilah yang menyebabkan suatu hal yang berbeda dengan Yesus sendiri yang tidak mengalami perubahan dalam hal eksistensi-Nya, ia selama-lamanya tidak berubah, ayat-ayat pendukungnya adalah Ibr 13:8; Maz 90:2 dan seterusnya.
Itulah hal-hal yang perlu diperhatikan, bagaimana setiap manusia pasti dapat mengalami suatu hal yang lain, sedangkan Yesus dapat dimengerti sebagai suatu insan yang ilahi, dan ada beberapa penyataan Yesus sendiri yang menyatakan bahwa diri-Nya adalah Allah dan bersifat Ilahi diantaranya adalah sebagai berikut:
 Yesus mengakui diriya sebagai Ilahi tersirat dalam pengakuannya di dalam Khotbah di bukit, dalam khotbah ini Yesus menjelaskan bahwa diri-Nya adalah Allah dilihat dalam tiga sudut, yaitu Ia lebih besar dari Musa, disamping itu berulangkali Yesus menggunakan kata “Hanya aku berkata kepadamu” (Mat 5:22,28,32,39,42), ini menunjukan bahwa ia sebagai pembuat hukum dan mengumumkan Hukum Taurat ini. Kemudian Ia berkali-kali demi kehendak Allah menjadi patokan kehidupan manusia, ini menunjukan suatu kehidupan yang tertinggi dari manusia, yakni hidup bagi Allah, kemudian Ia mengutarakan tentang penghakiman pada akhir jaman, ini jelas bahwa “Yesus ingin menjelaskan dan menyatakan diriya sebagai Hakim itu” seperti yang dijelaskan oleh Dr Peter wongso dalam bukunya.
 Bukti bahwa Yesus itu Tuhan, di dalam diri Yesus sendiri secara konsisten Dia menjelaskan bahwa diri-Nya adalah Tuhan yang menyatakan dirinya dalam bentuk manusia, di dalam diri-Nya nyata akan penyataan-Nya bahwa dia adalah Tuhan, seperti yang dijelaskan oleh Chris Marantika Th.D:
Yesus Kristus mengklaim sendiri secara konsisten, bahwa Dialah Tuhan dengan menyatakan diriNya sebagai Yahweh Perjanjian Lama. Berkali-kali Ia menggunakan ungkapan “Ego Eimi” yang berarti “Aku adalah Yang Ada,” atau seperti yang diterjemahkan “Akulah Dia” (Yohanes 8:24, 28) dan “Aku Ada” (Yohanes 8:58), ungkapan Yunani ini merupakan terjemahan langsung dari istilah bahasa Ibrani Yahweh, yaitu nama Allah dalam Perjanjian Lama. Perulangan pemakaian panggilan ini oleh Yesus meyakinkan kita, Yesus memproklamirkan secara tegas bahwa diriNya adalah Tuhan Allah.

Ini menjadi bukti yang sangat konkrit bagai keilahian Kristus di dalam inkarnasinya sebagai manusia yang sejati, di dalam keilahiaNya itu terdapat sifat-sifat yang sangat menonjol dan hal tersebut dapat menjadi suatu bukti yang konkrit, “dan sangat jelas bahwa sifat-sifat ilahi ini dimiliki Kristus sejak kekekalan dan bahkan sebelum berinkarnasi.”
Kemudian di dalam bab selanjutnya bagaimana Yesus sebagai Ilahi yang kudus dijelaskan di dalam Yohanes 10:30, dimana Yesus mengakuai bahwa Dia dan Bapa satu, ini akan dibahas di dalam bab selanjutnya.

BAB III
MENURUT YOHANES 10:30

Yoh 10:30 εγω και ο πατηρ εν εσμεν
Dalam bahasa Yunani, bahasa injil Yohanes, kata εις (heis –maskulin- ) berarti angka satu dan ’εν‘ (hen – netral -) berarti ’kesatuan-dalam tujuan’ (unity - in purpose). Dalam ayat ini Yohanes menggunakan ’εν’ (hen, Strong #1520). Jadi, yohanes sedang berbicara tentang ‘kesatuan dalam tujuan’. Pertanyaan selanjutnya yang tak terelakkan lagi adalah, "apa ‘kesatuan tujuan’ itu?". Itu adalah penyampaian pesan ketuhanan kepada umat manusia. Yesus menyampaikan pesan itu dan misinya kepada pengikut-pengikutnya. Setelah melakukannya, ia menyatakan: dan Yesus sangat jelas mengatakan hal itu di depan para tua-tua Yahudi pada waktu itu seperti yang jelaskan oleh Paul E. Litle:
Yesus menyatakan diri-Nya Allah dengan cara yang cukup jelas bagi para pendengar-Nya. Sekali peristiwa Yesus berkata “Aku dan Bapa adalah satu” (Yoh 10:30). Oleh para pemimpin agama pernyataan-Nya sebagai Allah dianggap sebagai huhat dan mengakibatkan Dia harus disalibkan.
"And the glory which Thou hast given me, I have given to them (disciples); that they may be one, just as we are one." (John 17:22).
”Aku sudah memberikan mereka keagungan yang Bapa berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita juga satu;” (Yohanes 17:22)
Yesus juga berkata:
"Holy Father, protect them in your name that you have given me, so that they may be one, as we are one." (John 17:11).
“Bapa yang suci! Jagalah mereka dengan kekuasaan nama Bapa, yaitu nama yang sudah Bapa berikan kepada-Ku—supaya mereka menjadi satu, sama seperti Bapa dan Aku juga satu.” Yohanes 17:11Dalam kedua ayat diatas, kata yunani yang digunakan oleh Yohanes adalah ‘εν' (hen, Strong’s #1520). Maka, tidak ada orang yang jujur dan yang takut akan Tuhan akan mengatakan 12 murid Yesus setara dengannya atau Bapa.
Dalam Yohanes 10:30, YESUS berkata, "Aku dan Bapa adalah satu." Dengan kata lain: 'Aku memiliki otoritas untuk berbicara bagi Bapa. Aku memiliki kuasa untuk bertindak bagi Bapa. Jika engkau menolak Aku, engkau menolak Bapa.'
Greek NT ινα παντες εν ωσιν καθως συ πατερ εν εμοι καγω εν σοι ινα και αυτοι εν ημιν εν ωσιν ινα ο κοσμος πιστευση οτι συ με απεστειλας
Yoh17:11 και ουκ ετι ειμι εν τω κοσμω και ουτοι εν τω κοσμω εισιν και εγω προς σε ερχομαι πατερ αγιε τηρησον αυτους εν τω ονοματι σου ους δεδωκας μοι ινα ωσιν εν καθως ημεις
Pertanyaan yang sering timbul adalah “Jika Yesus tidak menyatakan dirinya adalah Tuhan, mengapa yahudi mengambil batu dan bersiap untuk membunuhnya ketika mendengar kata-kata itu? Jawaban muncul dalam teks berikutnya dan di sana terdapat pula dialog penting antara yesus dan Yahudi. Yesus memang mengakui (lihat ayat 36) bahwa:
a. Dia dikuduskan (sanctified) oleh Tuhan. Peristiwa ini tidak terjadi kecuali ada ‘dua entitas yang terpisah dan independen’. Satu pihak yang ‘mengkuduskan’ sementara yang lain ‘yang dikuduskan’
b. Dia diutus (sent) oleh Tuhan. Teks ini membuktikan, satu pihak sebagai ’pengutus’, sementara yang lainnya adalah ’utusan’.
c. Dia adalah anak Allah. Teks ini membuktikan bahwa Yesus yang sebelumnya mengutip sebuah ayat Mazmur kepada penentangnya adalah hanya untuk menegaskan sebagai ’anak-anak Yang Maha Tinggi’. Silahkan Baca Mazmur 82:6 untuk detilnya.
Ayat Pendukung : Jesus said: "I go to the Father; for the Father is greater than I." (Jn. 14:28). Aku pergi kepada Bapa, sebab Bapa lebih besar daripada-Ku. Yohanes 14:28 Ayat ini dengan tegas menyangkal pernyataan bahwa Yesus setara statusnya dengan Bapa. Catatan: Siapapun yang berpikir bahwa kata ‘lebih besar’ tidak dimaksudkan lebih besar kekuasaannya atau statusnya, dalam Yohanes 13:16 juga dengan 17:3

BAB IV
MENURUT YOHANES 8:58

Dalam pembahasan bab sebelumnya dapat dimengerti bahwa Yesus menyatakan diri-Nya Allah dan membuktikan bahwa dirinya adalah seorang yang patut untuk disembah, pada bab ini akan dibahas bagaimana Yesus itu Tuhan karena Ia kekal, di dalam bagian teks Alkitab yaitu Yohanes 8:58 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada." Jadi ini adalah bagian yang menunjukan suatu bukti yang konkrit tentang pribadi Yesus sebagai pribadi yang ilahi.
Di dalam ayat ini terjadi suatu diskusi Kristologi yang sangat penting antara Kristus, yang berinkarnasi menjadi manusia, dengan mereka yang menganggap diri mereka mengenal Alkitab, di dalam ayat ini sangat jelas bila dilihat di dalam bahasa aslinya, jika di dalam terjemahan bahasa inggris KJV John 8:58 Jesus said unto them, Verily, verily, I say unto you, Before Abraham was, I am. Dijelaskan oleh Pdt. DR. Stephen Tong di dalam bukunya Allah Tritunggal demikian:
Abraham adalah suatu eksistensi yang pernah terjadi di dalam sejarah, teteapi keberadaan Abraham adalah keberadaan yang bisa lewat, dan memang sudah lewat. Namun, keberadaanKu adalah keberadaan sebelum Abraham, dan sesudah keberadaan Abraham lewat dan sampai sekarang keberadaanKu tetap ada. Ini suatu kesinambungan yang menunjukan keberadaan yang transenden, yang tidak digeser oleh waktu dan yang melampaui proses waktu. Ini adalah suatu Ousia yang hanya ada pada Allah.
Disini Yohanes menyatakan kekekalan Yesus sebagai salah satu oknum dari Allah Tritunggal, yang dimana Yesus sendiri merupakan sosok yang telah dinubuatkan sebelumnya oleh para nabi, bahwa Dia adalah yang kekal dan tidak terbatas, “karena jauh sebelum penjelmaanNya, para Nabi telah menubuatkan bahwa ia adalah kekal” ini mengindikasikan akan hal yang tak dapat dipungkiri bahwa Yesus benar-benar kekal dan tak terbatas, tidak ada manusia yang dapat mengakui dirinya adalah Tuhan selain Yesus sendiri.
Kemudian pernyataan yang paling menarik adalah pernyataan Yesus sendiri yang berbunyi “Aku berkata kepadamu sesungguhnya sebelum Abraham Jadi, Aku telah ada” ungkapan “Aku berkata kepadamu” adalah cara mengajar dengan penuh kuasa, kepastian dan ketegasan. Ungkapan yang “sesungguhnya” menekankan kebenaran pernyataan-Nya, kata “sebelumnya” menunjukan kepada periode tertentu yaitu masa Pra-eksistensi Abraham, kemudian kata “jadi” adalah sebuah kata kerja dengan keterangan waktu “aorist” yang menerangkan sesuatu yang terjadi secara pasti di suatu saat di masa lampau, dalam hal ini eksistensi daripada Abraham, yang sangat menarik adalah ungakapan “Aku ada” (kurang akurat bila diterjemahkan Aku telah ada). Jadi Yesus menegaskan akan keberadaanNya sebelum bapak Abraham.

BAB V
KESIMPULAN

Setelah mempelajari seluruh bagian ini bahwa sesungguhnya Yesus adalah Tuhan yang dapat dipertahankan di dalam kehidupan orang percaya pada saat ini, dimana di dalam setiap pergerakan yang terjadi pada saat ini, ada banyak orang yang ingin menggoyahkan kepercayaan yang dasar dari kekristenan. Dalam pembelaan terhadap hal-hal yang mengusik akan kehidupan orang-orang percaya pada saat ini, beberapa hal diatas dapat menjadi suatu pegangan dalam memberikan pembelaan iman orang-orang percaya pada saat ini.
Kemudian ketika penyataan-penyataan Yesus yang nyata bahwa diri-Nya adalah Allah yang menciptakan alam semesta ini, dan ayat-ayat yang mendukung semua hal tersebut dapat diaplikasikan di dalam kehidupan orang percaya pasti akan dapat memberikan solusi ketika ada pihak-pihak tertentu yang ingin menggoyahkan iman percaya orang-orang Kristen maka hal ini dapat membantu, dan sekali lagi bahwa Yesus adalah Allah sejati yang benar-benar Allah yang telah ada dari kekekalan sampai kekekalan, dan Yesus benar-benar memiliki sifat ilahi.
Semuanya adalah karena Allah begitu mengasihi umat manusia, sehingga Ia mengaruniakan anak-Nya yang tunggal untuk menjadi manusia dan menderita di dalam dunia ini, ini karean Allah tidak ingin manusia menjadi binasa di dalam api neraka yang kekal, semoga semua ini menjadi kemuliaan bagi Allah Bapa di Sorga,
By: AG
SOLY DEO GLORIA.

KESELAMATAN DARI YESUS YANG MEMBERIKAN PENGHARAPAN DAN PENEBUSAN




BAB I
PENDAHULUAN

Dalam kehidupan manusia kita melihat banyak orang-orang yang merasa dirinya telah memiliki keselamatan yang datang dari dirinya sendiri, banyak juga orang-orang percaya yang mencari keselamatan diluar Kristus, dan bagaimanapun setiap langkah kehidupan kita harus berdasarkan sikap kita yang telah diselamatkan bagaimanapun yang telah kita lakukan, dalam pembahasan ini penulis ingin menunjukan apa itu anugerah Allah yang diberikan dan bagaimana sebenarnya kehidupan kita di dalam anugerah tersebut.
Kemudian apa hubungan iman dengan perbuatan dan hubungan penyucian dan pengudusan, dan kemudian apa itu pertobatan. Kesemuanya itu dapat dikatakan bahwa saling berkaitan satu sama lain yang perlu diperhatikan sekarang ini adalah bagaimana setiap orang mengerjakan semuanya ini, dan Allah sendiri mengaruniakan anugerahnya kepada kita umat manusia, dapat diperhatikan bahwa factor utama yang menentukan siapa yang akan diselamatkan dari dosa bukanlah keputusan orang yang bersangkutan, melainkan kedaulatan anugerah Allah , jadi lebih menekankan bagaimana Allah yang bekerja dari kekekalan hingga kekekalan, dan anugerahnya besar bagi umat manusia yang berdosa, dan tinggal bagaimana dan apa itu anugerah Allah dalam kehidupan manusia.
Bagaimana seorang yang telah ditebus dan diberikan anugerah memiliki suatu pengharapan yang pasti dari Allah dan memberikan suatu solusi yang terbaik untuk masa depan yang indah dan kekal bersama Yesus. Akan diuraikan pada bab selanjutnya bagaimana dan apa itu anugerah dan bagaimana hubungan iman dengan perbuatan dan sebagainya.

BAB II
Apa itu Anugerah Allah?

Tak dapat dipungkiri bahwa kehidupan manusia berada di dalam anugerah Allah yang luar biasa, setiap permasalah setiap kejadiaan yang menimpa kehidupan itu tak dapat kita sangkal, semua itu semata-mata hanya oleh karena anugerah Allah saja, apa itu anugerah Allah? Itu yang menjadi pertanyaannya, jika dilihat bagaimana kehidupan manusia yang semakin terpuruk dan hancur moral dan tingkahnya oleh karena dosa, dan bagaimana dosa telah merasuk dan terus terpuruk oleh tindakan-tindakan manusia yang mulai menyimpang dari kebenaran, dalam pandangannya Paulus bahwa dosa itu identik dengan berada di dunia, maka itu berarti dosa bersifat universal. Maka dapat dilihat dari sini bahwa manusia sesungguhnya tidak layak mendapatkan keselamatan itu, tetapi dapat diperhatikan bahwa Allah memiliki rencana yang luar biasa untuk kemuliaan nama-Nya, yaitu suatu penebusan yang tak dapat diberikan oleh siapapun di dalam dunia ini.
Dapat dikatakan pula bahwa sesungguhnya anugerah yang kita terima itu tak dapat ditolak oleh manusia yang telah dipilih, mengapa demikian? Karena manusia tidak dapat menolak atau merusak sedikitpun karunia-karunia rohani yang diberikan oleh Allah kepada manusia tersebut , sehingga mengapa disebutkan manusia itu tak dapat menolak anugerah yang diberikan oleh Allah kepadanya. Selain itu anugerah ini juga menyangkut dengan penebusan orang-orang berdosa, dimana penebusan itu bersifat sesuatu yang mutlak dan tak dapat ditolak, penebusan seperti apa yang dimaksud?
Penebusan yang dimaksud adalah bagaimana Yesus yang telah memberikan nyawa-Nya untuk mendamaikan manusia dengan Allah, ini juga dijelaskan oleh Rasul Paulus bagaimana Karya Allah yang mendamaikan di dalam Kristus, dalam bukunya Herman Ridderbos ia mengatakan bahwa
Selain pembenaran, Paulus juga menjelaskan relasi yang baru dengan Allah yang digenapkan di dalam kematian dan kebangkitan Kristus, sebagai pendamaian. Lebih dari satu kali ia menjajarkan keduannya. Misalnya, di Roma 5:9-10 Paulus menyejajarkan “dibenarkan oleh darah-Nya” dengan “diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya”, atau di 2 Korintus 3:9 dan 5:18 ia menyandingkan “Pelayanan yang memimpin kepada pembenaran” dengan “Pelayanan pemdamaian.” 2 Korintus 5:18 dst. Juga menyatakan bahwa tindakan pendamaian Allah atas dunia diwujudkan dalam hal Allah “tidak memperhitungkan pelanggaran mereka” selain itu, ada berbagai ayat lain yang menegaskan kesejajaran ini.
Dalam hubungan seperti ini dapat diperhatikan bahwa, sesungguhnya anugerah yang paling besar dalam kehidupan manusia adalah, karya penebusan dan pendamaian yang dilakukan oleh Yesus terhadap umat-Nya dan menurut Paul Enns dalam bukunya mengatakan bahwa “Justifikasi adalah karunia yang diberikan melalui anugerah Allah (Rom 3:24) dan terjadi pada saat seseorang memiliki iman kepada Kristus (Rom 4:2; 5:1)” . Dan itu merupaka anugerah yang tak dapat ditolak oleh manusia yang memang harus menerima semuanya itu. Pada bab berikutnya akan dijelaskan bagaimana hubungan iman dengan perbuatan manusia pada saat dia mengalami suatu penebusan dan anugerah yang diberikan oleh Allah secara Cuma-Cuma.

BAB III
Hubungan iman dengan perbuatan

Bagaimana hubungan iman dengan perbuatan manusia, apa yang seharusnya manusia lakukan sebagai seorang manusia yang telah diselamatkan oleh Yesus di dalam penebusanya? Perlu dipelajari iman yang seperti apa dan bagaimana iman yang harus dimiliki oleh manusia yang telah ditebus oleh Yesus dikayu salib, dapat dikatakan bahwa iman itu adalah suatu kesandaran penuh terhadap suatu masalah dan segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kepada sesuatu yang lebih besar, itu secara umum tetapi dapat diperhatikan bahwa iman berarti menyandarkan seluruh beban hidup kita kepada Kristus, seperti yang diungkapkan oleh seorang misionaris yang mendapatkan kata iman yaitu dia berkata”saya telah mendapatkan kata itu! Iman berarti menyandarkan seluruh bebanmu pada Kristus”
Iman itu akan membuahkan suatu tindakan atau perbuatan yang sesuai dengan pertobatannya, dan iman itu bermula pada respons kepada Firman Allah, itu yang menjadi dasar bagaimana Iman itu tetap bersandar teguh pada Firman Tuhan. Jadi Calvin sendiri terus menerus mendevinisikan iman sebagai suatu kepastian yang mutlak, dan iman juga bukan lah hanya pengetahuan intelektual melainkan suatu “keyakinan yang teguh dan efektif”
Ketika orang percaya memiliki iman di dalam Tuhan yang pada akhirnya dapat dikatakan bahwa iman itu akan menimbulkan ketekunan yang timbul dan berasal dari Allah sendiri, ini seperti yang jelaskan dalam buku Anthony A. Hoekema:
Akan tetapi, hal yang tidak dinyatakan dalam difinisi ini adalah bahwa orang-orang percaya hanya dapat bertekun melalui kekuatan Allah. Jika dibiarkan pada diri orang percaya sendiri, dibiarkan pada kekuatan mereka sindiri, pada sumber daya mereka sendiri, mereka pasti akan menjauh dan kehilangan keselamatan. Tetapi kehendak Allah tidka mengizinkan hal ini terjadi kepada umat milik-Nya, yang telah dipilih-Nya di dlaam Kristus sebelum penciptaan dunia (Ef 1:4) dan yang telah dipredestinasikan untuk menjadi serupa dengan Anak-Nya (Rom 8:29).
Ini menjelaskan bagaimana karena iman seseorang dapat memiliki suatu ketekunan dalam Tuhan, yang Tuhan sendiri berikan kepada umat-Nya, perbuatan yang dilakukan oleh manusia itu adalah bagaimana mereka bertekun dalam iman yang ketekunan itu sendiri memang Allah berikan kepada mereka, karena Allah tidak ingin supaya apa yang telah Ia miliki itu hilang, karena Allah memiliki kuasa atas semua yang terjadi di dalam hidup manusia.
Perlu disadari bahwa hubungan iman dan perbuatan itu sangat erat, yaitu bagaimana iman yang teguh terhadap Allah dan terhadap karya keselamatan yang telah Allah berikan melalui Yesus Kristus akan menimbulkan di dalam diri manusia itu suatu ketekunan dan yang menimbulkan ketekunan itu sendiri adalah Allah sendiri melalui Roh Kudus, seperti yang dikatakan di dalam TULIP “Iman ini dikerjakan oleh Roh Kudus, yang adalah pekerja dan Penanam iman.”
Pada bab selanjutnya yang akan dibahas adalah bagaimana hubungan penyucian dan pengudusan, dalam bab sebelumnya dapat dilihat bagaiman iman dan perbuatan itu saling berkaitan satu sama lain. Kemudian dalam bab yang ke IV ini akan dilihat hubungan antara penyucian dan pengudusan apakah memiliki suatu keterkaitan diantara keduanya.

BAB IV
Hubungan Pembenaran dan penyucian

Apa itu pembenaran dan bagaimana pembenaran itu dapat berjalan dengan baik? Dan apa itu penyucian? Setiap manusia yang telah mengalami iman maka dia akan mengalami suatu pemebenaran, karena iman orang berdosa yang telah dilahirkan kembali memperoleh pengampunan dosa (pembenaran). Jadi pembenaran itu adalah suatu pengampunan dosa yang diberikan oleh Allah kepada setiap manusia yang berdosa yang layak menerima anugerah ini, oleh karena iman yang dimiliki oleh manusia tersebut, yang dikerjakan oleh Roh Kudus, iman kepada Yesus Kristus sebagai juruslamat manusia.
Kemudian menurut Anthony A. Hoekema dasar bagi pembenaran adalah karya pendamaian Yesus Kristus, ini merupakan dasar yang harus dipegang ketika memiliki iman terhadap Yesus maka Ia akan mendamaikan manusia dengan Allah, dengan karya yang Dia buat untuk setiap umat manusia yang telah dipilihnya, yang berarti hal ini merupakan suatu penebusan atau pembenaran yang terbatas, seperti dalam bukunya Paul Enns menjelaskan bahwa:
Suatu istilah yang dipilih “penebusan terbatas” adalah penebusan tertentu atau Khusus yang menyatakan bahwa penebusan Kristus untuk jumlah orang yang terbatas dan tertentu atau khusus
Jadi penebusan Allah dan pembenaran Allah sendiri adalah suatu penebusan yang terbatas, terbatas dalam hal bagaimana Allah sendiri memilih orang-orang yang dibenarkan dan disucikan oleh kehendaknya saja, seperti yang dijelaskan sebelumnya, kemudian dalam hal ini setiap manusia yang terpanggil dan disucikan oleh Allah sendiri dapat ambil bagian dalam karya keselamatannya, yaitu dimana ketika dia disucikan dan dibenarkan maka perbuatannya akan menjadi lebih baik.
Apa itu penyucian? Ini menjadi pertanyaan dan apa hubungannya dengan pembenaran, mari melihat ke dalam pengertian dari penyucian itu sendiri, penyucian juga berarti pengudusan dan pengudusan itu adalah sesuatu hal yang terus disempurnakan dan menjadi suatu bagian yang terpenting dalam kehidupan orang percaya dalam menjalani kehidupannya, tetapi pengudusan itu sendiri dilakukan oleh kuasa yang diluar kuasa itu sendiri. seperti dalam penjelasan yang dijelaskan oleh Michael Bradley Pengetahuan Alkitab Ministries yaitu:
Pengudusan ini adalah proses progresif-bukan merupakan sesuatu yang terjadi sesaat konversi kami. Ini adalah pekerjaan progresif yang dilakukan oleh Roh Kudus selama seluruh kehidupan kita. Rasul Paulus mengatakan kepada kita bahwa kita harus "bekerja keluar" keselamatan kita dengan takut dan gentar. Dia mengatakan kepada kita bahwa ada hal-hal yang harus bekerja keluar - dan saya percaya bahwa salah satu hal yang pengudusan kita di dalam Tuhan - proses di mana Allah Bapa mulai membedakan kita kepada diri-Nya dan untuk mengubah kita untuk menjadi lebih alat suci-Nya kebenaran untuk digunakan.
Ini yang menyebabkan bagaimana kehidupan kita menjadi dibenarkan oleh Kristus, dan dikuduskan selalu, dan dibenarkan oleh Yesus di dalam kematian-Nya dikayu salib, bagaimana Proses yang terjadi adalah karena karya Roh Kudus sendiri di dalam kehidupan orang-orang percaya, dan pembenaran yang dilakukan oleh Yesus itu juga berhubungan dengan apa itu penyucian yang dilakukan oleh Roh Kudus.

BAB V
Hubungan Iman dan Pertobatan

Dalam bab sebelumnya telah dijelaskan bagaimana iman itu dapat menimbulkan suatu ketekunan sebagai suatu tindakan yang dilakukan oleh orang-orang percaya yang telah ditebus dan diselamatkan, dan iman juga sebagai modus eksistensi dari Hidup baru (pertobatan) yaitu hidup dalam situasi baru di bawah Roh dan tidak lagi dalam situasi lama di bawah huruf hukum. Ini merupakan hubungan yang sangat erat dimana iman dapat menimbulkan suatu perubahan hidup dalam pertobatan.
Perlu diperhatikan bahwa iman tidak hanya mendasari hidup baru dan karya Roh Kudus, tetapi anugerah Roh Kudus itu sendiri diterima melalui iman, dan dapat dijelaskan bagaimana iman itu dapat mempengaruhi kehidupan orang percaya menjadi suatu perubahan yang luar biasa dalam kehidupannya.

BAB VI
Kesimpulan

Dari seluruh pembahasan yang di atas dimana pengertia anugerah Allah yang begitu besar terhadap manusia yang berdosa dan bagaimana hubungan iman dan perbuatan dan apa hubungan pembenaran dan penyucian dan apa hubungan iman dan pertobatan seluruhnya merupakan suatu keterkaitan yang tak dapat dipisahkan dalam kehidupan orang percaya, dimana dalam kehidupan orang percaya.
" Karya anugerah Allah yang dengannya orang percaya adalah terpisah dari dosa dan menjadi didedikasikan untuk kebenaran Allah. Terdahulu oleh Firman Allah dan Roh Kudus, hasil pengudusan dalam kekudusan, atau pemurnian dari kesalahan dan kuasa dosa. Pengudusan adalah seketika di hadapan Allah melalui Kristus dan progresif di hadapan manusia melalui ketaatan kepada Roh Kudus dan Firman. "
Dan segala sesuatu yang telah terjadi didalam kehidupan manusia merupakan hasil pengudusan dari Allah dan melalui Roh Kudus dan keselamatan dari Yesus yang memberikan pengharapan dan penebusan yang hidup dan kekal, dan yang dibahas di dalam paper ini merupakan suatu keterkaitan satu sama lain, dan segala sesuatu hanya dari Dia, oleh Dia dan bagi Dia, segala kemulian hanya bagi Dia.
By: AG
SOLY DEO GLORIA

TINJAUAN PENGAJARAN REINKARNASI DALAM AGAMA HINDU & ALKITAB




BAB I
PENDAHULUAN

Ketika penulis melihat keadaan yang memungkinkan untuk meninjau tentang ajaran reinkarnasi ini, terdapat hal-hal yang terjadi di dalam kekristenan, ada orang-orang yang memahami tentang apa itu reinkarnasi dalam kekristenan diartikan lain, dan sikap mereka yang melihat bagaimana ajaran reinkarnasi itu seolah-olah diajarkan di dalam kekristenan.
Hal ini ditinjau dari sudut pandang apa sebenarnya ajaran reinkarnasi, dan berasal dari ajaran manakah ajaran reinkarnasi tersebut, karena ada beberapa yang memahami bahwa reinkarnasi tidak diajarkan secara jelas di dalam Alkitab, seperti halnya ajaran tentang Trinitas , sehingga memungkinkan mereka yang memahami tentang reinkarnasi di dalam kehidupannya dapat terjadi.
Itulah yang mendasari penulis untuk mengangkat hal ini, yaitu bagaimana memahami yang sebenarnya tentang reinkarnasi, apa itu ajaran reinkarnasi dan ditinjau dari ajaran hindu dan ajaran Alkitab, apakah di dalam Alkitab memang benar diajarkan tentang reinkarnasi atau tidak sama sekali Alkitab mengajarkan hal tersebut. Maka penulis akan meninjau dari ajaran-ajaran yang ada terutama ajaran agama Hindu.

BAB II
PEMAHAMAN REINGKARNASI DALAM AGAMA HINDU
PEMAHAMAN SECARA ETIMOLOGIS

Secara etimologis dapat diartikan bahwa sebenarnya kata reinkarnasi berasal dari kata re+in+carnis. Kata Latin carnis berarti daging, Incarnis artinya mempunyai bentuk manusia, reinkarnasi adalah dilahirkan kembali, yang dilahirkan itu bukanlah wujud fisik sebagaimana keberadaan kita saat ini tetapi yang lahir kembali itu adalah jiwa orang tersebut yang kemudian mengambil wujud tertentu sesuai dengan hasil pebuatannya terdahulu, itu yang sebenarnya menjadi arti dari reinkarnasi secara etimologis.
karena badan halus adalah unsure yang terus ada sepanjang proses reinkarnasi sampai terjadi penyelamatan , Dapat dikatakan bahwa kehidupan setelah kematian itu mengalami suatu perputaran dimana ketika seseorang berbuat sesuatu yang jahat, maka di kehidupan selanjutnya dia akan mengalami suatu penderitaan kembali atau disebut dengan karma.

PEMAHAMAN REINKARNASI MENURUT HINDUISME

Agama Hindu sudah jelas-jelas meyakini reinkarnasi, reinkarnasi adalah ajaran dasar pada kedua agama Timur ini. Di Hindu sendiri poin reinkarnasi masuk kedalam 5 dasar keyakinan mendasar, Ayat-ayat yang membenarkan reinkarnasi dalam Hindu antara lain adalah sebagai berikut:
Dahulu kala Prajapati mencipta manusia bersama bhakti persembahannya dan berkata dengan ini engkau akan berkembangbiak dan biarlah dunia ini jadi sapi perahanmu.-[Bhagavad-Gita 3.10]- Beberapa jiwa memasuki kandungan untuk ditubuhkan; yang lain memasuki obyek-obyek diam sesuai dengan perbuatan dan pikiran mereka.-[Katha Upanisad 2.2.7]- Mahluk-mahluk di dunia yang terikat ini adalah bagian percikan yang kekal (Brahman) dari Ku, mereka berjuang keras melawan 6 indria termasuk pikiran.-[Bhagavad Gita 15.7]- Setelah memakai badan ini dari masa kecil hingga muda dan tua, demikian jiwa berpindah ke badan lain, ia yang budiman tidak akan tergoyahkan-[Bhagawad Gita 2.13]- Ibarat orang meninggalkan pakaian lama dan menggantinya dengan yang baru, demikian jiwa meninggalkan badan tua dan memasuki jasmani baru.-[Bhagawad Gita 2.22]
Dalam filsafat agama Hindu, reinkarnasi terjadi karena jiwa harus menanggung hasil perbuatan pada kehidupannya yang terdahulu, pada saat manusia hidup, mereka banyak melakukan perbuatan dan selalu membuahkan hasil yang setimpal, jika manusia tidak sempat menikmati hasil perbuatannya seumur hidup, maka mereka diberi kesempatan untuk menikmatinya pada kehidupan selanjutnya.
ALIRAN HINDUISME
Ketika mempelajari tentang ajaran reinkarnasi dapat diperhatikan bahwa Ada beberapa aliran yang mempercayai adanya reinkarnasi ini yaitu beberapa pandangan yang memiliki suatu perbedaan, aliran ini antara lain Terdapat dua aliran utama yaitu pertama,mereka yang mempercayai bahwa manusia akan terus menerus lahir kembali. Kedua,mereka yang mempercayai bahwa manusia akan berhenti lahir semula pada suatu ketika apabila mereka melakukan kebaikan yang mencukupi atau apabila mendapat kesadaran agung (Nirvana) atau menyatu dengan Tuhan (moksha), Agama Hindu menganut aliran yang kedua. Kelahiran kembali adalah suatu proses penerusan kelahiran di kehidupan sebelumnya.
Kemudian dalam pengertian yang sebenarnya ada juga yang mengatakan bahwa reinkarnasi juga disebut dengan samsara, ini diakibatkan oleh konsep karma sehingga karma itu melahirkan konsep samsara yakni perputaran kelahiran disini di tugaskan bahwa nasib manusia berada dalam perputaran kelahiran, ia dilahirkan, ia hidup, ia mati, dan kemudian ia dilahirkan kembali. Begitulah seterusnya sebagai Samsara hidup yang tiada akhirnya hanya orang yang telah mencapai atman yang mulia, yang sudah tahu akan kemayaandirinyalah yang dapat dari samsara itu.
Dalam pengertiannya karma dapat diartikan secara harafiah yang berarti“perbuatan, kelakuan, tindakan”, Melalui proses waktu yang panjang karma menjadi perbuatan dan buah perbuatan itu berkaitan erat dengan ajaran reinkarnasi, yang menyatakan bahwa karma yang baik mendatangkan kehidupan selanjutnya yang baik pula, dan karma yang buruk mendatangkan kehidupan selanjutnya yang buruk.
Kepercayaan pada reinkarnasi yang dianut Shankara disebut “advaita” yang berarti “tiada yang dua” (semuanya satu), mereka memiliki suatu pandangan panteisme yang menyatakan bahwa Tuhan (Brahman) adalah segalanya dan segalanya adalah Tuhan, jadi Dunia adalah Tuhan dan Tuhan adalah Dunia, jadi ini merupakan pandangan secara filsafat Hindu, Kemudian Ramanuja sendiri memang merupakan pandangan yang tidak jauh berbeda dengan pandangan Shankara, akan tetapi merupakan suatu modifikasi dari pandangan sebelumnya, pandangan Ramanuja percaya adanya perbedaan antara Tuhan dan dunia. Ajaran mereka disebut denggan t “vishishtadvaita” berarti “beda tetapi tak beda”. Mereka mengatakan bahwa Tuhan à Pribadi kemudian Dunia & manusia à “Pribadi dan tubuh Tuhan“

BAB III
TINJAUAN ALKITAB TENTANG REINKARNASI
Alkitab dan reinkarnasi

Seperti yang dikatakan di dalam pendahuluan bahwa ada para pendukung ajaran reinkarnasi, baik yang menyatakan diri sebagai seorang Kristen maupun tidak, sering berpaling ke dalam Alkitab untuk mencari bukti dan konformasi tentang ajaran reinkarnasi mereka. Banyak pendukung ajaran reinkarnasi “Kristen” mengakui bahwa reinkarnasi tidak diajarkan secara jelas di dalam Alkitab, seperti ajaran Trinitaspun tidak diajarkan secara jelas di dalam Alkitab, ketidakjelasan kehidupan seseorang sesudah kematian sangat mirip dengan kemisteriusan sifat Trinitas Tuhan.
Mereka sering menggunakan ayat-ayat yang terdapat di dalam Alkitab sebagai reprensi mereka, untuk menguatkan argument mereka tentang ajaran reinkarnasi, Ayat-ayat alkitab yang terlihat seperti mendukung reinkarnasi:
Ayub 1:20,21
20 Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah, 21 katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"

Disini orang-orang yang percaya akan reinkarnasi mengungkapkan adanya reinkarnasi, tetapi jika dilihat secara seksama kata “kandungan” yang diambil dari bahasa ibrani “shammah” digunakan disini sebagai kiasan untuk menggambarkan “tanah” yang adalah asal kita manusia.

Mazmur 139:13,15
Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku…Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah;
Yeremia 1:4, 5;
Firman TUHAN datang kepadaku, bunyinya: 5 "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa."
Galatia 1:15,16
15 Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya, 16 berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaatpun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia;

Ayat-ayat ini terkadang dipakai untuk menunjukan bahwa ayat ini berkenaan dengan keadaan manusia sebelum lahir, yaitu Yeremia dan paulus. Sebelum lahir, Yeremia dan Paulus ditetapkan untuk pekerjaan pelayanan mereka masing-masing, Tetapi prase yang mengungkapkan “Aku telah mengenal Engkau” lebih menunjukan kepada keberadaan Yeremia dan Paulus waktu mereka di dalam kandungan ibu mereka.
Kata mengenal dalam bahasa ibrani yang digunakan adalah “Yada” (mengenal), ini lebih dari pada sekedar pengetahuan intelektual tentang keterikatan pribadi, kata ini merupakan keterikatan secara politis, dimana keterikatan antara hamba (pelayan) kepada tuannya, penggunaan kata mengenal disini berorientasi kepada hubungan yang lebih dekat dan didukung oleh kata lain dan hubungan Tuhan dan Yeremia: “menguduskan” dan “menetapkan” adalah kata-kata yang menunjukan tugas khusus yang Tuhan berikan kepada Yeremia.
Mengenai usaha pendukung-pendukung ajaran reinkarnasi untuk menyelaraskan reinkarnasi dengan kebangkitan, para pendukung ini mengungkapkan bahwa jika direinkarnasi perlu adanya kebangkitan dan dibangkitkan perlu adanya reinkarnasi, tetapi pada dasarnya wujud dari reinkarnasi dan kebangkitan itu berbeda, akan tetapi menurut Geisler dalam bukunya mengatakan bahwa
“kebangkitan tidak boleh dikacaukan dengan reinkarnasi karena keadaan keduannya yang sangat berbeda…ajaran Alkitab mengenai kebangkitan agar kita dapat melihat perbedaannya yang mencolok dengan reinkarnasi yaitu, kebangkitan tubuh Tuhan Yesus adalah suatu contoh kebangkitan tubuh seluruh umat manusia yang diselamatkan. Oleh karena itu, titik tolak paling baik untuk mempelajari wujud tubuh manusia yang diselamatkan dan dibangkitkan adalah tubuh Kristus sendiri, apa yang berlaku pada tubuh baru Kristus berlaku juga pada tubuh baru semua orang yang diselamatkan”.

Seperti tubuh Kristus setelah bangkit dapat dikenal secara fisik seperti tubuh yang ia miliki sebelum kematian. (Luk. 24:13, dst; Yoh 20:11-29, Kis 1:4-9), tubuhnya dapat diraba (Yoh. 20:17; 24-29); dan dia makan makanan (Luk. 24:42; Yoh 21:1-23).

BAB IV
KESIMPULAN

Setelah membahas dan menjelaskan pembahasan di atas mengenai ajaran reikarnasi dapat disimpulkan dari tinjauan yang dilakukan bahwa reinkarnasi sebenarnya tidak diajarkan di dalam kekristenan, karena kekristenan hanya mengajarkan tentang bagaimana suatu kebangkitan itu terjadi seperti yang terjadi di dalam tubuh Kristus yang bangkit, jadi menurut pandangan saya ajaran reinkarnasi itu tidak dapat dipertanggung jawabkan secara benar. Jika memang benar terjadi reinkarnasi dan perputaran kehidupan dalam manusia, maka yang terjadi adalah tidak adanya perubahan jumlah dari penduduk bumi ini.
Akan tetapi memang dalam ajaran lain reinkarnasi diajarkan seperti di dalam ajaran agama Hindu, mereka menganggap manusia dapat mengalami suatu reinkarnasi di dalam hidupnya, dan ada orang yang menganggap kekristenanpun mengajarkan tentang hal tersebut, tetapi itu tak terbukti, karena Alkitab tidak mengajarkan ajaran reinkarnasi.
by. AG