me and Jesus

Foto saya
-, surabaya, Indonesia
kasih-Nya yang selalu menyertai hidupku, smua yang kualami adalah anugerah dari Allah melalui Yesus Kristus, dan setiap orang yang terpanggil untuk melayani DIa tetap dalam naungan kasih-Nya yang besar, sebagai hamba dan sahabat Yesus saya harus bisa menjadi serupa dengan Yesus

Selasa, 09 November 2010

siapa kita

pernah kah menyadari siapa kika di hadapan Allah...?

manusia merasa dirinya sudah hebat, dia terkadang tidak memandang kepada Allah yang menciptakannya, dia bisa melakuakan semua dengan baik tampa melihat bahwa dirinya adalah hanya tanah dan bukan apa-apa, sadarkah dirimu akan keberadaanmu di hadapan Tuhan yang menciptakan Engkau.

ada manusia yang menganggap bahwa dirinya ingin memiliki suatu tempat yang layak, dengan cara apapun dia ingin terlihat baik dan sempurna, dia tidak tahu cara apa yang sedang dia lakukan itu bisa membuat orang lain tersakiti. manusia seperti ini bisa membuat dirinya termakan oleh perkataannya sendiri, dia tidak menyadari hari esok adalah milik Tuhan sepenuhnya, di dalam Alkitab jelas bahwa manusia hidup hanya untuk memuliakan nama Tuhan saja.

sebuah repleksi singkat dari rancangan pemeliharaan Allah di dalam kehidupan manusia, yaitu terkadang manusia pada saat ini tidak menyadari begitu besar pemeliharaan Allah di dalam kehidupan orang berdosa, ada tiga bentuk pemeliharaan Allah tersebut, yaitu Allah memperhatikan, Allah memberi hukuman dan Allah mengasihani. ketika Allah memperhatikan, terkadang manusia tidak menyadari ketika manusia melakukan yang tidak baik terhadap sesamanya, Allah memberi perhatiannya kepada manusia itu supaya manusia tahu bahwa yang dia lakukan itu salah, tapi kembali lagi apakah kita mau peka terhadap suara Tuhan yang lembut, seperti yang terjadi di taman Eden di dalam Kej pasal 3, yang memanggil lembut manusia ketika manusia pertama kali jatuh di dalam dosa, apa yang dilakukan oleh Allah? Allah tetap memanggil manusia tersebut dengan lembut "hai Adam dimanakah engkau", begitu juga saat ini haruslah kita peka terhadap suara Tuhan, hai engkau yang masih membuat hati teman mu sakit dan masih mereka-rekakan yang jahat terhadap temanmu sadarlah bahwa Tuhan ingin supaya, engkau sadar dengan apa yang kamu buat, sebelum penyertaan Allah yang kedua terjadi,

yaitu Allah menyertai manusia dengan menghukum manusia itu sendiri, timbul pertanyaan mengapa penyertaan Allah melalui penghukuman? bukankah itu bertentangan, kita perlu melihat kenapa Allah menghukum, Allah menghukum bukan karena ingin membalas kejahatan manusia, tetapi Allah ingin supaya manusia menyadari kebersalahannya. ketika Allah ingin menghukum Niniwe kota yang kejam dan terkenal sadis itu dengan kejahatan yang dilakukan membuat Allah ingin menghukum mereka, tetapi dengan diawali oleh peringatan nabi Yunus, supaya mereka sadar dengan apa yang mereka lakukan itu salah, dan sebelum hukuman itu terjadi mereka sadar, itulah yang Allah harapkan dari manusia, bahwa manusia menyadari kesalahannya dengan melalui penghukuman, mari pada saat ini kita yang sudah hidup dijaman anugerah, kita sadari ketika kita sebagai seorang partner kerja di dalam Allah, jangan saling menghancurkan sebelum anda di berikan hukuman oleh Allah karena kebebalan anda, sadarlah dari kesalahan anda, sadarlah ketika anda mencoba menjatuhkan teman anda dengan cara yang licik atau dengan cara menjelek-jelekan rekan anda di depan orang lain demi mendapatkan muka dari orang lain, supaya anda di anggap benar oleh orang itu, tetapi dihadapan Allah anda sudah melakukan kesalahan, jika berkata ya katakan ya jika berkata tidak katakan tidak, itu yang lebih Allah suka.

yang ketiga adalah Allah mengasihani orang yang melakukan kesalahan ketika manusia melakukan kesalahan di dalam kehidupannya, perlu disadari bahwa Allah juga mengasihani manusia ini, jadi wahai engkau manusia yang perlu disadari Allah masih mengasihani kamu yang pernah menyakiti hati temanmu, rekan sekerjamu yang kamu jelek-jelekan di depan orang lain demi mendapatkan pengakuan bahwa kamu yang lebih baik dan tidak bercacat, sadarilah bahwa ketika kamu melakukan hal itu kamu sudah melakukan kesalahan yang patal dan itu bisa membuatmu mendapatkan penghukuman dari Allah sebagai bentuk pemeliharaanNya supaya kamu sadar apa yang telah kamu lakukan, kemudian Allah juga bisa mengasihani kamu, dengan apa yang telah kamu lakukan. sadarlah akan hal tersebut.

Senin, 08 November 2010

pemeliharaan Allah dalam hidup orang percaya

Pemeliharaan Allah di dalam Perjanjian Lama
Kita perlu memahami bagaimana pemeliharaan Allah di dalam kehidupan manusia, yang perlu kita pahami apa itu pemeliharaan Allah (Providensia), secara langsung kita akan melihat apa yang dimaksud dengan Pemeliharaan Allah, terutama kepada umat pilihan-Nya, sehingga dapat dipastikan bagaimana dengan hal-hal yang menyangkut dengan pemeliharaan Allah.
Dalam Perjanjian Lama kita mendapati bagaimana pemeliharaan Allah itu berlangsung sejak penciptaan terjadi, bagaimana Allah menciptakan alam semesta dan segala isinya ini, Allah kita bukan Allah yang meninggalkan perbuatan tangan-Nya, tidak seperti tukang jam yang menciptakan jam kemudian jam itu dibiarkan berjalan sendiri karena sudah ditanamkan mesin dan system di dalamnya.
Bagaimana pemeliharaan Allah di dalam penciptaan hingga sekarang, kita akan belajar di dalam Perjanjian Lama, dan di dalam Perjanjian Baru, Perjanjian baru merupakan suatu sudut di dalamnya menyangkut bagaimana Allah melakukan penciptaan dan bagaimana Allah memberikan apa yang baik kepada manusia, tetapi karena manusia jatuh di dalam dosa maka manusia kehilangan kemuliaan Allah, tetapi itu semua tidak mengurangi akan kemuliaan Allah itu sendiri. Apa pengertian pemeliharaan Allah itu sendiri, di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dapat kita perhatikan, mari kita melihat di dalam Perjanjian Lama terlebih dahulu.
Pengertian Pemeliharaan Allah
Pemeliharaan Allah adalah aktivitas Allah sepanjang sejarah dalam menyediakan segala sesuatu untuk kebutuhan manusia, terutama mereka yang mengikuti Dia dalam iman, ini merupakan penjelasaan tentang pemeliharaan Allah, dalam kehidupan manusia selama hidupnya secara tidak sadar bahwa Allah yang memelihara, banyak contoh yang ada di dalam Alkitab yang menunjukan bagaimana Allah memelihara ciptaan-Nya, walaupun ciptaan-Nya mengalami kejatuhan dalam dosa, Pemeliharaan terjadi karena Allah peduli dengan alam semesta dan dengan segala yang ada di dalamnya,
"Sekarang ini yang paling penting” adalah Alkitab mengajarkan bahwa Allah memelihara segala sesuatu yang Dia telah buat dan ini adalah pekerjaan yang terus menerus.

Pemeliharaan Allah di dalam Perjanjian Lama
Di dalam Perjanjian Lama dapat dikatakan bagaimana langit dan bumi telah diciptakan sesuai dengan kebijaksanaan Allah yang sempurna, cocok dan serasi untuk segala rencan-nya yang kekal, di dalam kekekalan Allah telah merancangkan semuanya itu untuk kemuliaan Allah sendiri.
Dalam Perjanjian Lama dapat kita pahami Allah sebagai Allah pencipta, tetapi juga sebagai Allah pemelihara, pemeliharaan Allah kepada makhluk-Nya yang nyata adalah di dalam perkembangan umat manusia, kemajuan umat manusia di berbagai hal, jumlah manusia yang mula-mula hanya sepasang saja, menjadi bertambah luas, di dalam kejadian dari pasal pertama hingga pasal kesebelas tidak dikatakan disana bahwa Allah pada titik tertentu menghentikan pekerjaan-Nya selaku pencipta, pengertian disini adalah bagaimana Allah seakan-akan mengikutsertakan makhluk-Nya itu di dalam pekerjaan-Nya yang kreatif (dari bahasa latin creation “penciptaan”). Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana pemeliharaan Allah tidak putus oleh karena pemberontakan yang manusia lakukan atau yang diusahakan oleh manusia, di dalam kejadian khususnya bagaimana kejadian 1-11 itu merupakan suatu rentetan peristiwa yang teratur, suatu garis perkembangan yang membawa kita dari permulaan dunia sampai kepada air bah, seterusnya sampai kepada zaman bapak leluhur Israel atau sampai kepada zaman umat Israel itu sendiri.
Setelah manusia jatuh di dalam dosa bagaimana bentuk nyata pemeliharaan Allah itu sendiri? Yang pertama adalah Allah tetap memperhatikan manusia dibumi, dan manusia diberikannya kekuasaan atas makhluk lainnya, kemudian contoh lainnya dari bagaimana pemeliharaan Allah yang nyata itu terjadi ketika Allah mempedulikan dan mengindahkan tindak tanduk dari manusia itu, dengan apa? Ternyata juga bisa dengan pertanyaan-Nya yang sampai dua kali yang terdapat di dalam kej 3 dan 4 (“dimanakah engkau?” kepada adam, “di manakah habel, saudaramu?” kepada Kain.)
Ternyata dari sini dapat dilihat bagaimana perhatian ini yang merupakan bentuk dari pemeliharaan Allah terhadap manusia tidak berkurang karena pemberontakan yang dilakukan oleh manusia, namun sebaliknya perhatian itu seolah-olah menjadi lebih giat dilakukan oleh Allah, walaupun kemudian Allah memberikan hukuman kepada manusia, bukan hanya mengamati manusia saja, mari melihat yang kedua yaitu Allah menghajar makhluk-Nya dibumi dengan hukuman-hukuman. Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa Allah bukan hanya sekedar mengamat-amati perbuatan-perbuatan manusia, tetapi ia juga bertindak menentang perbuatan-perbuatan yang salah itu, hukuman ini diberikan bukan karena semata-mata untuk membalas, tetapi untuk membuat manusia ini sadar akan akibat perbuatannya, selain itu dengan hukuman-hukumanNya itu Allah mengajari manusia. Kitab-kitab perjanjian lama memberikan kesaksian, bahwa barulah pemberontakan manusia itu yang menyebabkan penderitaan-penderitaan menjadi suatu kuk dan beban yang dengan sesungguhnya menekan, penderitaan-penderitaan waktu bekerja, pada waktu melahirkan anak, pada waktu menghadapi bahaya dan bencana, tetapi justru dengan hal-hal itulah Allah memelihara umatnya.
Yang ketiga Allah berulang-ulang mengasihani manusia di bumi, setiap hukuman dan penderitaan seperti yang kita lihat sebelumnya diberikan Allah dengan selayaknya, Allah memberikan hukuman dengan selayaknya “menurut hukum”, yakni sesuai dengan keadilan-Nya yang bersifat kesetiaan yang tetap. Tujuan pemeliharaan bukan hanya pemberian berkat, anugerah dan pengasihan, tetapi juga dengan segala penghukuman seperti yang telah kita pelajari diatas. Ketiga hal pemeliharaan Allah ini tidak bisa dipisahkan satu sama lain, masing-masing harus dipahami dalam hubungannya dengan kedua cara pemeliharaan Allah lainnya.
Allah memelihara makhluknya dengan segala rupa belas kasihan, ini merupakan hal yang ajaib dan besar bagi manusia, dimana dengan pemberontakan yang dilakukan oleh manusia, Allah masih ingin memberikan belaskasihan yang luar biasa, ini menunjukan betapa banyaknya alasan untuk memuji kemurahan-Nya terhadap manusia ciptaan-Nya.
Banyak sekali kesaksian-kesaksian di dalam Perjanjian Lama yang dapat kita lihat, seperti di dalam rentetan peristiwa di dalam kitab Kejadian 1-11, cerita tentang orang-orang yang terpilih untuk mencerminkan kasih Alah dengan cara khusus, yaitu Henokh dan Nuh dikatakan “Hidup bergaul dengan Allah” (Kej 5:22;6:9); Habel dan korban persembahannya “diindahkan” oleh Tuhan (4:4), dan pada zaman Enos (sebutan untuk “manusia”, seperti adam) “Orang mulai memanggil nama Tuhan” (Kej 4:26), dalam rentetan ini tidak boleh dilupakan nama Abram. Maksud dari penulisan kisah yang singkat dan padat ini adalah adanya rencana keselamatan Allah terhadap manusia, dari Perjanjian Lama yang telah kita tinjau ini tidak memberikan alasan untuk membesar-besarkan mereka sebagai pahlawan keagamaan dan kebenaran: dunia kita tidak dipelihara atas jasa-jasa mereka, tetapi sebaliknya, dunia kita dipelihara oleh perkenanan Allah yang bebas kepada manusia, Allah memiliki rencana sehingga ia memelihara manusia, dengan membangkitkan tokoh-tokoh diatas walaupun hanya sekejap dan samar-samar saja, yang dikerjakan-Nya adalah dengan membangun suatu umat yang baru yaitu umat yang hidup bergaul dengan Dia, sebab Dia sendiri “Bergaul dengan manusia”.
Berkat pemeliharaan manusia, berupa penyertaan, penghukuman, dan pengasihan menyebabkan pemberontakan manusia tidak akan berhasil, bagaimanapun beratnya dan banyaknya penderitaan yang disebabkannya, inilah alasan yang cukup untuk memuji Allah yang tidak membiarkan kita tenggelam, dan yang “tidak melepaskan pekerjaan tangan-Nya” (Maz 138:8). bersambung