Pemeliharaan Allah di dalam Perjanjian Lama
Kita perlu memahami bagaimana pemeliharaan Allah di dalam kehidupan manusia, yang perlu kita pahami apa itu pemeliharaan Allah (Providensia), secara langsung kita akan melihat apa yang dimaksud dengan Pemeliharaan Allah, terutama kepada umat pilihan-Nya, sehingga dapat dipastikan bagaimana dengan hal-hal yang menyangkut dengan pemeliharaan Allah.
Dalam Perjanjian Lama kita mendapati bagaimana pemeliharaan Allah itu berlangsung sejak penciptaan terjadi, bagaimana Allah menciptakan alam semesta dan segala isinya ini, Allah kita bukan Allah yang meninggalkan perbuatan tangan-Nya, tidak seperti tukang jam yang menciptakan jam kemudian jam itu dibiarkan berjalan sendiri karena sudah ditanamkan mesin dan system di dalamnya.
Bagaimana pemeliharaan Allah di dalam penciptaan hingga sekarang, kita akan belajar di dalam Perjanjian Lama, dan di dalam Perjanjian Baru, Perjanjian baru merupakan suatu sudut di dalamnya menyangkut bagaimana Allah melakukan penciptaan dan bagaimana Allah memberikan apa yang baik kepada manusia, tetapi karena manusia jatuh di dalam dosa maka manusia kehilangan kemuliaan Allah, tetapi itu semua tidak mengurangi akan kemuliaan Allah itu sendiri. Apa pengertian pemeliharaan Allah itu sendiri, di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dapat kita perhatikan, mari kita melihat di dalam Perjanjian Lama terlebih dahulu.
Pengertian Pemeliharaan Allah
Pemeliharaan Allah adalah aktivitas Allah sepanjang sejarah dalam menyediakan segala sesuatu untuk kebutuhan manusia, terutama mereka yang mengikuti Dia dalam iman, ini merupakan penjelasaan tentang pemeliharaan Allah, dalam kehidupan manusia selama hidupnya secara tidak sadar bahwa Allah yang memelihara, banyak contoh yang ada di dalam Alkitab yang menunjukan bagaimana Allah memelihara ciptaan-Nya, walaupun ciptaan-Nya mengalami kejatuhan dalam dosa, Pemeliharaan terjadi karena Allah peduli dengan alam semesta dan dengan segala yang ada di dalamnya,
"Sekarang ini yang paling penting” adalah Alkitab mengajarkan bahwa Allah memelihara segala sesuatu yang Dia telah buat dan ini adalah pekerjaan yang terus menerus.
Pemeliharaan Allah di dalam Perjanjian Lama
Di dalam Perjanjian Lama dapat dikatakan bagaimana langit dan bumi telah diciptakan sesuai dengan kebijaksanaan Allah yang sempurna, cocok dan serasi untuk segala rencan-nya yang kekal, di dalam kekekalan Allah telah merancangkan semuanya itu untuk kemuliaan Allah sendiri.
Dalam Perjanjian Lama dapat kita pahami Allah sebagai Allah pencipta, tetapi juga sebagai Allah pemelihara, pemeliharaan Allah kepada makhluk-Nya yang nyata adalah di dalam perkembangan umat manusia, kemajuan umat manusia di berbagai hal, jumlah manusia yang mula-mula hanya sepasang saja, menjadi bertambah luas, di dalam kejadian dari pasal pertama hingga pasal kesebelas tidak dikatakan disana bahwa Allah pada titik tertentu menghentikan pekerjaan-Nya selaku pencipta, pengertian disini adalah bagaimana Allah seakan-akan mengikutsertakan makhluk-Nya itu di dalam pekerjaan-Nya yang kreatif (dari bahasa latin creation “penciptaan”). Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana pemeliharaan Allah tidak putus oleh karena pemberontakan yang manusia lakukan atau yang diusahakan oleh manusia, di dalam kejadian khususnya bagaimana kejadian 1-11 itu merupakan suatu rentetan peristiwa yang teratur, suatu garis perkembangan yang membawa kita dari permulaan dunia sampai kepada air bah, seterusnya sampai kepada zaman bapak leluhur Israel atau sampai kepada zaman umat Israel itu sendiri.
Setelah manusia jatuh di dalam dosa bagaimana bentuk nyata pemeliharaan Allah itu sendiri? Yang pertama adalah Allah tetap memperhatikan manusia dibumi, dan manusia diberikannya kekuasaan atas makhluk lainnya, kemudian contoh lainnya dari bagaimana pemeliharaan Allah yang nyata itu terjadi ketika Allah mempedulikan dan mengindahkan tindak tanduk dari manusia itu, dengan apa? Ternyata juga bisa dengan pertanyaan-Nya yang sampai dua kali yang terdapat di dalam kej 3 dan 4 (“dimanakah engkau?” kepada adam, “di manakah habel, saudaramu?” kepada Kain.)
Ternyata dari sini dapat dilihat bagaimana perhatian ini yang merupakan bentuk dari pemeliharaan Allah terhadap manusia tidak berkurang karena pemberontakan yang dilakukan oleh manusia, namun sebaliknya perhatian itu seolah-olah menjadi lebih giat dilakukan oleh Allah, walaupun kemudian Allah memberikan hukuman kepada manusia, bukan hanya mengamati manusia saja, mari melihat yang kedua yaitu Allah menghajar makhluk-Nya dibumi dengan hukuman-hukuman. Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa Allah bukan hanya sekedar mengamat-amati perbuatan-perbuatan manusia, tetapi ia juga bertindak menentang perbuatan-perbuatan yang salah itu, hukuman ini diberikan bukan karena semata-mata untuk membalas, tetapi untuk membuat manusia ini sadar akan akibat perbuatannya, selain itu dengan hukuman-hukumanNya itu Allah mengajari manusia. Kitab-kitab perjanjian lama memberikan kesaksian, bahwa barulah pemberontakan manusia itu yang menyebabkan penderitaan-penderitaan menjadi suatu kuk dan beban yang dengan sesungguhnya menekan, penderitaan-penderitaan waktu bekerja, pada waktu melahirkan anak, pada waktu menghadapi bahaya dan bencana, tetapi justru dengan hal-hal itulah Allah memelihara umatnya.
Yang ketiga Allah berulang-ulang mengasihani manusia di bumi, setiap hukuman dan penderitaan seperti yang kita lihat sebelumnya diberikan Allah dengan selayaknya, Allah memberikan hukuman dengan selayaknya “menurut hukum”, yakni sesuai dengan keadilan-Nya yang bersifat kesetiaan yang tetap. Tujuan pemeliharaan bukan hanya pemberian berkat, anugerah dan pengasihan, tetapi juga dengan segala penghukuman seperti yang telah kita pelajari diatas. Ketiga hal pemeliharaan Allah ini tidak bisa dipisahkan satu sama lain, masing-masing harus dipahami dalam hubungannya dengan kedua cara pemeliharaan Allah lainnya.
Allah memelihara makhluknya dengan segala rupa belas kasihan, ini merupakan hal yang ajaib dan besar bagi manusia, dimana dengan pemberontakan yang dilakukan oleh manusia, Allah masih ingin memberikan belaskasihan yang luar biasa, ini menunjukan betapa banyaknya alasan untuk memuji kemurahan-Nya terhadap manusia ciptaan-Nya.
Banyak sekali kesaksian-kesaksian di dalam Perjanjian Lama yang dapat kita lihat, seperti di dalam rentetan peristiwa di dalam kitab Kejadian 1-11, cerita tentang orang-orang yang terpilih untuk mencerminkan kasih Alah dengan cara khusus, yaitu Henokh dan Nuh dikatakan “Hidup bergaul dengan Allah” (Kej 5:22;6:9); Habel dan korban persembahannya “diindahkan” oleh Tuhan (4:4), dan pada zaman Enos (sebutan untuk “manusia”, seperti adam) “Orang mulai memanggil nama Tuhan” (Kej 4:26), dalam rentetan ini tidak boleh dilupakan nama Abram. Maksud dari penulisan kisah yang singkat dan padat ini adalah adanya rencana keselamatan Allah terhadap manusia, dari Perjanjian Lama yang telah kita tinjau ini tidak memberikan alasan untuk membesar-besarkan mereka sebagai pahlawan keagamaan dan kebenaran: dunia kita tidak dipelihara atas jasa-jasa mereka, tetapi sebaliknya, dunia kita dipelihara oleh perkenanan Allah yang bebas kepada manusia, Allah memiliki rencana sehingga ia memelihara manusia, dengan membangkitkan tokoh-tokoh diatas walaupun hanya sekejap dan samar-samar saja, yang dikerjakan-Nya adalah dengan membangun suatu umat yang baru yaitu umat yang hidup bergaul dengan Dia, sebab Dia sendiri “Bergaul dengan manusia”.
Berkat pemeliharaan manusia, berupa penyertaan, penghukuman, dan pengasihan menyebabkan pemberontakan manusia tidak akan berhasil, bagaimanapun beratnya dan banyaknya penderitaan yang disebabkannya, inilah alasan yang cukup untuk memuji Allah yang tidak membiarkan kita tenggelam, dan yang “tidak melepaskan pekerjaan tangan-Nya” (Maz 138:8). bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar